Adab Bersama Rasulullah ﷺ
A. Redaksi Ayat:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقُولُوا رَاعِنَا وَقُولُوا انْظُرْنَا وَاسْمَعُوا وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Nabi ﷺ): ‘Raa’ina’, tetapi katakanlah: ‘Unzhurna’, dan dengarlah. Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih” (Surat al Baqarah:104).
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
B. Tafsir:
Allah mengawali perintah dengan memanggil: “Hai orang-orang yang beriman”. Ini menunjukkan pentingnya hal yang diperintahkan di ayat ini. Panggilan dengan sifat iman juga menunjukkan bahwa melaksanakan hukum yang disebutkan dalam ini adalah salah satu konsekuensi iman, dan tidak melaksanakannya adalah tanda kurangnya iman. Ibnu Mas’ud mengatakan: “Jika kamu mendengar Allah Ta’ala berfirman ‘Wahai orang-orang yang beriman’, maka fokuskan pendengaranmu. Karena itu merupakan kebaikan yang diperintahkan ataupun keburukan yang dilarang”.
Dahulu ketika Rasulullah ﷺ membacakan ayat-ayat Quran kepada para sahabat, mereka mengatakan: Râ’inâ (tolong perhatikan kami), yang maksudnya adalah bacakan pelan-pelan agar kami sempat memahami dan menghafalnya.
Adapun orang-orang Yahudi juga mengucapkan kata tersebut, dengan membelokkan pengucapannya menjadi Râ’inû, yang dalam bahasa Ibrani berarti ‘orang jahat’ atau ‘setan’.
Maka Allah melarang penggunaan kata Râ’inâ dan memerintahkan penggunaan kata lain yang artinya sama dan tidak bisa dibelokkan oleh orang Yahudi, yaitu Unzhurnâ yang berarti ‘tunggulah kami’. Allah juga memerintahkan umat Islam mendengar apapun dari beliau, baik itu Quran maupun Sunnah; dengan maksud mendengar untuk menaatinya.
Allah juga mengancam orang-orang kafir Yahudi dengan siksa yang pedih akibat kekufuran mereka dan adab buruk mereka kepada Rasulullah ﷺ.
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
C. Faidah Terkait Ayat:
– Perintah menjaga adab terhadap Rasulullah ﷺ dan para pelanjut dakwah beliau
– Menjaga akhlak yang mulia adalahbagian dari iman
– Larangan terhadap hal yang asalnya boleh, ketika hal tersebut mengantarkan pada keburukan
– Jangan mau digiring orang jahat untuk menggunakan kata ambigu yang bisa bermakna baik maupun buruk, yang kita ucapkan dengan maksud baik tetapi mereka gunakan dengan maksud buruk
– Dengarkan pembacaan wahyu (Quran dan Sunnah) dengan baik, dengan kehadiran hati dan bebas dari distraksi; dengarkan dengan maksud untuk menaati
– Mencela dan menghina Rasulullah ﷺ adalah kekufuran yang mengundang siksa pedih, meskipun itu diucapkan dengan maksud bercanda
– Sepatutnya orang yang melarang sesuatu untuk memberi solusi penggatinya yang halal.
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
Referensi:
– 89 آية بتفسير العلامة السعدي وفوائد تدبرية من مصحف التدبر – نايف بن عبد الله الملا، ص12-13
– نداء الله تعالى للمؤمنين – علي بن نايف الشحود، ص2-4
– نداء رب العالمين لعباده المؤمنين – محمد بن علي العرفج، ص9-13
