-Dari 1. Kitab Thaharah, 2. Bab Siwak-
1. كِتَابُ الطَّهَارَةِ – 2. بَابُ السِّوَاكِ
A. Redaksi Hadits:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلاةٍ
1/19. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:
“Seandainya tidak akan memberatkan umatku, pasti aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan salat” (HSR Bukhari dan Muslim).
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
B. Sahabat yang Meriwayatkan Hadits Ini: Abu Hurairah, biografinya di hadits no. 2.
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
C. Tema Hadits: Hukum penggunaan sifat sebelum salat (hl).
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
D. Kosa Kata:
– Siwak (السِّوَاك): Siwak adalah penggunaan ranting kayu atau sejenisnya pada gigi untuk menghilangkan bekas makanan dan membersihkan gigi lidah dan gusi (hl). Siwak bisa menggunakan ranting dari pohon apapun selama tidak melukai mulut; bisa dari pohon arak, zaitun, atau urjun, tetapi yang terbaik adalah dari pohon arak (sd). Selain digunakan untuk arti kegiatan bersiwak, ‘siwak’ juga bisa digunakan untuk menyebut ranting pohon yang digunakan membersihkan gigi (hl).
Penggunaan Siwak dianjurkan di semua waktu terutama ketika akan salat, ketika wudu, lama diam, ketika bangun tidur, dan lain-lain (sd).
Ilmu kedokteran modern menunjukkan bahwa Siwak memiliki kaidah-kaidah menakjubkan untuk menjaga mulut gigi dan gusi dari berbagai penyakit (hl).
Fungsi siwak hari ini banyak digantikan oleh sikat dan pasta gigi, meskipun dalam siwak terdapat zat pembersih yang lebih baik daripada pasta gigi. Oleh karena itu, hukum dan cara bersiwak dikiaskan ke gosok gigi dengan sikat gigi.
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
E. Makna Umum:
Hadis ini merupakan dalil keutamaan siwak dan sangat dianjurkannya bersiwak ketika akan salat (br).
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
F. Faidah Terkait Hadits Ini:
– Hukum asal perintah adalah wajib menurut mayoritas ulama Ushul Fikih. Beliau ﷺ mengatakan bahwa andai tidak memberatkan maka akan memerintahkan. Artinya, hukum asal perintah itu wajib karena ia ‘memberatkan’ (ada hukuman jika tidak dilaksanakan) (af)
– Siwak -walau hukumnya sunnah- pahalanya adalah pahala wajib, karena manfaatnya adalah manfaat wajib. Sebenarnya ia akan diperintahkan -dan hukum asal perintah adalah wajib- tetapi tidak jadi, agar tidak memberatkan umat (sd)
– Dianjurkan untuk bersiwak dengan tangan kiri (hl)
– Kelembutan hati beliau terhadap umat (br)
– Syariat Islam adalah syariat yang mudah (bs)
– Mencegah kerusakan lebih utama daripada mendatangkan kemasalahatan (bs)
– Anjuran bersifat lebih ditekankan bagi orang yang akan melaksanakan salat (br), baik itu salat wajib maupun salat sunnah (ut)
– Hikmahnya adalah agar kita lebih bersih sebelum melaksanakan salat (bs)
– Keutamaan salat (ut). Kita disyariatkan untuk bersiap -termasuk dengan siwak- sebelum melaksanakan salat
– Keumuman dalam hadis ini menunjukkan bahwa siwak tetap dianjurkan ketika akan mengerjakan salat setelah zawâl (af), yaitu salat Zhuhur dan Ashar. Zawal adalah tergelincirnya matahari)
– Mayoritas ulama -sesuai dengan hadis ini- mengatakan bahwa anjuran siwak berlaku bagi seseorang yang ada di masjid sekalipun. Semakin siwak itu dekat dengan permulaan salat, maka itu lebih baik (af).
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
Referensi:
– sd, Abdurrahman as Sa’di: التعليقات على عمدة الأحكام، عبد الرحمن بن ناصر السعدي، الحديث الـ19
– br, Abdurrahman al Barrak: العدة في فوائد أحاديث العمدة، عبد الرحمن بن ناصر البراك، الحديث الـ19
– ut, Utsaimin: تنبيه الأفهام شرح عمد الأحكام، محمد بن صالح العثيمين، الحديث الـ17
– bs, Abdullah Bassam: تيسير العلام شرح عمدة الأحكام، عبد الله بن عبد الرحمن آل بسام، الحديث الـ17
– hl, Salim al Hilali: زبدة الأفهام بفوائد عمدة الأحكام، أبو أسامة سليم بن عيد الهلالي، الحديث الـ18
– af, Abdullah al Fauzan: مورد الأفهام في شرح عمدة الأحكام ج1، عبد الله بن صالح الفوزان، الحديث الـ21.