Home HaditsPenjelasan Hadits Penjelasan Umdatul Ahkam (Hadits Ke-15): Buang Air di Tempat Tertutup

Penjelasan Umdatul Ahkam (Hadits Ke-15): Buang Air di Tempat Tertutup

by Ustadz Ivana

-Dari 1. Kitab Thaharah, 1. Bab Bersuci dari Buang Air-

1. كِتَابُ الطَّهَارَةِ – 1. بَابُ الْاسْتِطَابَةِ

A. Redaksi Hadits:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رضي الله عنهما قَالَ: رَقِيْتُ يَوْمًا عَلَى بَيْتِ حَفْصَةَ، فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَقْضِي حَاجَتَهُ مُسْتَقْبِلَ الشَّامَ مُسْتَدْبِرَ الْكَعْبَةَ

3/15. Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata

“Pada suatu hari aku naik ke atas rumah Hafshah, aku melihat Nabi ﷺ buang hajat beliau dengan menghadap Syam dan membelakangi Ka’bah” (HSR Bukhari dan Muslim).

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

B. Sahabat yang Meriwayatkan Hadits Ini: Ibnu Umar

Dia adalah Abu Abdirrahman, Abdullah bin Umar bin Khattab. Ibnu Umar masuk Islam sejak kecil bersama ayahnya, dan hijrah bersama ibunya yaitu Zainab binti Mazh’un dan saudarinya yaitu Hafshah. Perang pertama yang dia ikuti adalah perang Khandaq (5 H), sebelum itu dia belum ikut karena masih kecil. Ibnu Umar ini hidup lama sepeninggal Rasulullah ﷺ sehingga sempat meriwayatkan banyak hadits beliau. Ibnu Umar wafat pada tahun 73 H (af).

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

C. Tema Hadits: Hukum menghadap atau membelakangi kiblat  saat buang air di dalam tempat tertutup (hl).

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

D. Kosa Kata:

– Rumah Hafshah (بَيْت حَفْصَةَ): Ibnu Umar adalah saudaranya Hafshah, dan Hafshah adalah istri Rasulullah ﷺ. Maksudnya di sini adalah salah satu rumah Rasulullah ﷺ yang disediakan untuk Hafshah (hl).

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

F. Makna Umum:

Ibnu Umar menyebutkan bahwa dia pernah naik ke atas rumah Hafshah, dan melihat Rasulullah ﷺ buang hajat -di ruang tertutup- dengan menghadap Syam dan membelakangi kiblat (bs), dalam riwayat lain disebutkan: “Menghadap Baitul Maqdis”(HSR Bukhari dan Muslim) (ut), dan Baitul Maqdis atau al Quds ada di Syam.

Di hadits no. 14 disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ melarang buang air dengan menghadap atau membelakangi kiblat, dan di hadits no. 15 ini dikatakan bahwa Rasulullah ﷺ buang air dengan membelakangi kiblat.

Dari kedua hadits ini, mayoritas ulama mengatakan bahwa larangan hanya berlaku di ruang terbuka dan tidak berlaku di ruang tertutup (br), dan inilah pendapat yang saya ikuti (ut bs af). Ibnu Umar yang meriwayatkan hadits inipun berkata: “Apabila antara kamu dan kiblat ada yang menutupimu, maka tidak masalah”. Dan kita mengetahui bahwa perawi hadits mestinya lebih memahami apa yang dia riwayatkan (hl).

Meski begitu, -untuk keluar dari perbedaan pendapat- saya menganjurkan jika hendak membangun kamar kecil agar mengkondisikan desainnya supaya orang tidak buang air dengan menghadap atau membelakangi kiblat.

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

F. Faidah Terkait Hadits Ini:

– Dilarang menghadap atau membelakangi kiblat saat buang air di tempat terbuka, dan boleh di tempat tertutup (ut bs)

– Boleh buang air dengan menghadap (atau membelakangi) Baitul Maqdis -termasuk Masjidil Aqsha- (bs) maupun menghadap atau membelakangi Masjid Nabawi; meskipun buang air di tempat terbuka.

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

Referensi:

– br, Abdurrahman al Barrak: العدة في فوائد أحاديث العمدة، عبد الرحمن بن ناصر البراك، الحديث الـ15

– ut, Utsaimin: تنبيه الأفهام شرح عمد الأحكام، محمد بن صالح العثيمين، الحديث الـ15

– bs, Abdullah Bassam: تيسير العلام شرح عمدة الأحكام، عبد الله بن عبد الرحمن آل بسام، الحديث الـ15

– hl, Salim al Hilali: زبدة الأفهام بفوائد عمدة الأحكام، أبو أسامة سليم بن عيد الهلالي، الحديث الـ15

– af, Abdullah al Fauzan: مورد الأفهام في شرح عمدة الأحكام ج3، عبد الله بن صالح الفوزان، الحديث الـ15.

Related Articles

Leave a Comment