Home FikihIbadah Menjawab Azan dan Bacaan Setelahnya

Menjawab Azan dan Bacaan Setelahnya

by Ustadz Ivana

Tulisan tentang apa yang perlu kita ucapkan ketika mendengar azan dan setelah azan selesai, serta apa yang perlu diucapkan muazin setelah azannya selesai.

📋 A. MENJAWAB AZAN

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Jika muazin mengucapkan Allâhu Akbar, Allâhu Akbar (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar), dan salah seorang di antara kalian mengikuti Allâhu Akbar, Allâhu Akbar.

Kemudian mengucapkan Asyhadu al Lâ Ilâha Ilallâh (aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah), dan dia mengikuti Asyhadu al Lâ Ilâha Ilallâh.

Kemudian mengucapkan Asyhadu anna Muḥammadar Rasulullâh (aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah), dan dia mengikuti Asyhadu anna Muḥammadar Rasulullâh.

Kemudian mengucapkan Ḥayya ‘alash Shalâh (marilah menuju salat), dan dia mengucapkan La ḥawla wa lâ quwwata Illâ billâh (tiada daya dan kekuatan melainkan dari Allah).

Kemudian mengucapkan Ḥayya ‘alash Falâḥ (marilah menuju kemenangan / keberuntungan), dan dia mengikuti La Ḥawla Wa Lâ Quwwata Illâ Billâh (tiada daya dan kekuatan melainkan dari Allah).

Kemudian mengucapkan Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, dan dia mengikuti Allâhu Akbar, Allâhu Akbar.

Kemudian mengucapkan Kemudian mengucapkan Lâ Ilâha Ilallâh (tiada tuhan selain Allah), dan dia mengikuti Lâ Ilâha Ilallâh dari hatinya; maka dia akan masuk surga” (HSR Muslim).

Imam Abul Abbas al Qurthubi mengatakan: “Ketahuilah bahwasanya Azan dengan sedikit redaksinya mencakup pembahasan-pembahasan akidah. Beliau ﷺ memulai dengan kemahabesaran yang menunjukkan adanya Allah serta wajib adaNya dan kesempurnaanNya. Kemudian yang kedua menyebutkan tauhid dan yang ketiga adalah risalah rasulNya. Kemudian menyeru mereka untuk melaksanaan ketaatan yang diinginkan (salat). Kemudian menyebutkan kemenangan (keberuntungan) yaitu kebaikan yang berkelanjutan, beliau mengisyaratkan tentang balasan. Kemudian beliau mengulangi (kalimat tertentu) yang beliau ulangi sebagai penegasan”.

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

📋 B. BACAAN SETELAH AZAN

1. Dua Kalimat Syahadat dan Keridhaan

Rasulullah ﷺ bersabda: Barangsiapa setelah mendengar muazin mengucapkan:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. رَضِيْتُ بِاللّٰهِ رَبًّا، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلًا، وَبِالْإِسْلَامِ دِيْنًا

‘Aku bersaksi bahwa tiada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan tiada sekutu bagiNya, juga bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Aku meridai Allah sebagai Tuhan (Pencipta, Pemberi rezeki, Pemilik, Pengatur), Muhammad sebagai utusan, dan Islam sebagai agama’; maka dosanya diampuni’” (HSR Muslim).

2. Membaca Shalawat

Rasulullah ﷺ bersabda: “Jika kalian mendengar muazin maka ucapkanlah seperti yang dia ucapkan. Kemudian bershalawatlah untukku, sesungguhnya orang yang bershalawat untukku satu kali maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian mohonkan kepada Allah Wasilah untukku, ia adalah kedudukan di surga yang hanya diberikan kepada seseorang di antara hamba-hamba Allah, dan aku berharap akulah yang mendapatkannya. Maka barangsiapa memohonkan Wasilah untukku maka halal syafaat(ku) untuknya” (HSR Muslim).

Di antara redaksi ringkas Shalawat (dan Salam) adalah:

اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ

“Ya Allah, berikanlah Shalawat dan Salam untuk Muhammad”.

3. Mendoakan 3 Hal untuk Rasulullah

Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang setelah mendengar Azan mengucapkan:

اللّٰهُمَّ رَبَّ هٰذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدَ(نِ) الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودَ(نِ) الَّذِي وَعَدْتَهُ

‘Ya Allah Tuhannya doa seruan yang sempurna ini (Azan) dan salat yang akan dilaksanakan, berikanlah untuk Muhammad Wasilah dan Fadhilah, serta berikanlah untuk beliau Tempat Terpuji yang Engkau janjikan’, maka halal baginya syafaatku pada Hari Kiamat” (HSR Bukhari).

Wasilah adalah kedudukan tertinggi di surga, dan Fadhilah adalah tingkat yang lebih tinggi daripada seluruh makhluk, bisa jadi Fadhilah adalah penjelasan makna Wasilah. Adapun Tempat Terpuji -menurut mayortas ulama- adalah hak memberi Syafaat.

Adapun tambahan innaka lâ tukhliful mî’âd “sesungguhnya Engkau tidak menyelisihi janji” diperselisihkan keshahihannya oleh para ulama. Kami mengikuti pendapat yang menyebutnya dhaif (lemah).

4. Doa Bebas

Rasulullah ﷺ bersabda:

الدَّعْوَةُ لَا تُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ، فَادْعُوا

“Doa tidak ditolak antara Azan dan Iqamat, maka berdoalah” (HSR Ahmad).

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

📋 C. APA YANG DIBACA MUAZIN SETELAH AZAN?

Muazin tidak disyariatkan menjawab Azannya sendiri, karena dia telah melaksanakan pangkalnya yaitu melantunkan Azan sehingga tidak perlu cabangnya yaitu menjawab Azan. Selain itu, juga karena syariat telah membedakan antara orang yang melantunkan Azan dan orang yang menjawabnya.

Adapun bacaan-bacaan yang di Poin B “BACAAN SETELAH AZAN” tetap disyariatkan untuk muazin.

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

📚 Referensi:

Al Adzân wa al Iqâmah fi Dhaw` al Kitâb wa as Sunnah karya Syaikh Said bin Ali bin Wahf al Qahthani hal. 25-27

Al Mufhim li Mâ Asykal min Talkhîsh Muslim karya Imam Abul Abbas al Qurthubi II/14

Fatḥ al Bârî bi Syarḥ Shaḥîḥ al Bukhâriyy karya al Hafizh Ibnu Hajar al Asqalani -cet. Dar Thaybah- II/422

Jâmi’ al Bayân bi Fadhl wa Fiqh al Adzân karya Syaikh Shalah Amir hal. 19

Zâd al Muadzdzin karya Syaikh Fahd bin Yahya al Ammari hal. 100.

Share agar kamu dapat pahala jariyah

[Tulisan ini pertama kali diposting di grup WA, R130446161024].

Related Articles

Leave a Comment