Pertanyaan: Mengapa berkumur dan istinsyâq (menghirup air dengan hidung, sebelum istintsâr atau menyemburkannya) dihukumi wajib, padahal mulut dan hidung tidak disebut dalam ayat wudu? Pertanyaan dari kec. Binangun kab. Blitar.
📋 JAWABAN:
Ada tiga pendapat ulama tentang hukum berkumur dan istinsyaq dalam wudu. Ada yang mengatakan bahwa keduanya sunah, ada yang menyebut keduanya wajib, serta ada yang mengatakan bahwa berkumur sunah dan istinsyaq wajib.
Mereka berbeda pendapat demikian karena berbeda dalam menilai hadits tentang berkumur dan hadits tentang istinsyaq, itu tambahan ataukah penjelasan terhadap redaksi “basuhlah mukamu” di ayat ke-6 dari Surat al Maidah (Ayat Wudu).
Kami memilih pendapat yang memahami bahwa berkumur dengan mulut dan istinsyaq dengan hidung hukumnya wajib. Sebab, mulut dan hidung merupakan bagian dari muka (wajah), sehingga hukum keduanya mengikuti wajibnya membasuh muka.
Selain itu, sebagaimana dikatakan oleh Imam Ibnu Qudamah al Maqdisi:
..وَلِأَنَّ كُلَّ مَنْ وَصَفَ وُضُوءَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ مُسْتَقْصِيًا ذَكَرَ أَنَّهُ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ، وَمُدَاوَمَتُهُ عَلَيْهِمَا تَدُلُّ عَلَى وُجُوبِهِمَا، لِأَنَّ فِعْلَهُ يَصْلُحُ أَنْ يَكُونَ بَيَانًا وَتَفْصِيلًا لِلْوُضُوءِ الْمَأْمُورِ بِهِ فِي كِتَابِ اللَّهِ
“.. juga karena setiap orang (sahabat) yang menceritakan wudunya Rasulullah ﷺ dengan lengkap menyebutkan bahwasanya beliau berkumur dan ber-istinsyaq. Kontinuitas beliau berkumur dan ber-istinsyaq ini menunjukkan bahwa keduanya wajib, karena perbuatan beliau (dalam hal ini) bisa dianggap sebagai penjelasan dan perincian terhadap wudu yang diperintahkan dalam Kitabullah”.
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
📚 Referensi:
– Al Mughni karya Imam Ibnu Qudamah al Maqdisi -cet. Maktabah al Qahirah- I/88-89
– Bidâyah al Mujtahid wa Nihâyah al Muqtashid karya Imam Ibnu Rusyd -cet. Maktabah Ibn Taymiyyah- I/38-39.
Share agar kamu dapat pahala jariyah
[Tulisan ini pertama kali diposting di grup WA, Sl170546191124].
