Pertanyaan: Jika salat Tahiyat Masjid hukumnya sunnah (muakkadah) dan menyimak khutbah Jumat hukumnya wajib, mengapa tetap melaksanakan salat Tahiyat Masjid ketika khatib sedang berkhutbah? Pertanyaan dari kab. Lamongan, Jawa Timur.
📋 JAWABAN:
Salat Tahiyat Masjid tetap dilaksanakan ketika khatib sedang berkhutbah karena ada dalil khusus di mana Rasulullah ﷺ memerintahkan hal tersebut.
Dahulu Sulaik al Ghathafani datang ketika Rasulullah ﷺ sedang berkhutbah Jumat, dan dia langsung duduk. Maka Rasulullah ﷺ bersabda:
يَا سُلَيْكُ قُمْ فَارْكَعْ رَكْعَتَيْنِ، وَتَجَوَّزْ فِيهِمَا
“Wahai Sulaik, berdirilah mengerjakan salat dua rakaat, laksanakan dengan ringkas” (HSR Bukhari dan Muslim).
Rasulullah ﷺ memilih menghentikan sejenak khutbah beliau dan menegur Sulaik -di hadapan banyak orang- yang terlanjur duduk untuk berdiri melaksanakan Tahiyat Masjid, menunjukkan bahwa Tahiyat Masjid yang hukumnya sunnah lebih didahulukan daripada menyimak khutbah yang hukumnya wajib. Hal ini termasuk perkecualian dari Kaidah Fikih:
الْوَاجِبُ أَفْضَلُ مِنَ النَّفْلِ
“Amal Wajib Lebih Utama daripada Amal Sunnah”.
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
Di antara hikmah melaksanakan salat sebelum melakukan kegiatan positif (termasuk menyimak khutbah dan kajian) di masjid adalah agar didoakan para malaikat. Rasulullah ﷺ bersabda:
المَلاَئِكَةُ تُصَلِّي عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِي مُصَلَّاهُ الَّذِي صَلَّى فِيهِ مَا لَمْ يُحْدِثْ، تَقُولُ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ
“Para malaikat mendoakan salah seorang diantara kalian, selama dia masih di area salatnya dan selama belum berhadas. Mereka mengucapkan: ‘Ya Allah ampunilah dia, ya Allah rahmatilah dia’” (HSR Bukhari).
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
📚 Referensi:
– Al Manârât al Mudhiyyah bi Taḥrîr al Qawâ’id al Kulliyyah karya Dr. Anwar Shalih Abu Zaid hal. 70-71
– Al Minhâj fî Syarḥ Shaḥîḥ Muslim Ibn al Ḥajjâj karya Imam Nawawi VI/234.
Share agar kamu dapat pahala jariyah
[Tulisan ini pertama kali diposting di grup WA, Sn131246090625].