Home FikihKaidah Fikih Kaidah: Amal Wajib Lebih Utama daripada Amal Sunnah

Kaidah: Amal Wajib Lebih Utama daripada Amal Sunnah

by Ustadz Ivana

Secara umum amal yang wajib itu lebih utapa daripada amal yang sunnah. Tetapi ada saat di mana amal sunnah justru lebih besar pahalanya daripada amal wajib.

📋 A. REDAKSI KETERANGAN

Kidah ini berbunyi:

الْوَاجِبُ أَفْضَلُ مِنَ النَّفْلِ

“Amal Wajib Lebih Utama daripada Amal Sunnah”.

Makna kaidah ini adalah bahwa amal yang hukumnya wajib lebih besar pahalanya daripada amal sejenis yang hukumnya sunnah.

Dalil kaidah ini adalah firman Allah dalam hadits qudsi:

مَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِيْ بشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ

“Tidaklah hambaKu mendekatkan diri padaKu dengan sesuatu yang lebih Aku sukai daripada amal yang Aku wajibkan kepadanya” (HSR Bukhari).

Contoh: Salat wajib lebih berpahala daripada salat sunnah.

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

📋 B. PERKECUALIAN

Ada beberapa amal sunnah yang lebih berpahala daripada amal wajib sejenisnya, yaitu:

1. Urusan Hutang

‘Memutihkan hutang’ orang yang kesulitan bayar itu hukumnya sunnah, tetapi ia lebih utama daripada ‘menangguhkan waktu bayar hutang’ yang hukumnya wajib

[Dengan kata lain: Kita wajib menangguhkan waktu bayar hutang orang yang sulit membayarnya, tetapi jika sekalian memutihkan hutangnya maka itu lebih baik]

2. Ucapan Salam

Memulai mengucapkan salam hukumnya sunnah, tetapi ia lebih utama daripada menjawab salam yang hukumnya wajib

3. Wudu

Berwudu sebelum masuk waktu salat hukumnya sunnah, ia lebih utama daripada berwudu setelah masuk waktu salat yang hukumnya wajib.

[Wajibnya wudu mengikuti masuknya waktu salat, jika orang tidak berwudu sejak awal hingga akhir waktu zhuhur -misalnya, maka dia berdosa. Tetapi jika dia berwudu sebelum masuk waktu zhuhur maka hukumnya sunnah yang lebih utama daripada wajib].

4. Adzan dan Imam

Adzan hukumnya sunnah, lebih utama daripada mengimami salat yang hukumnya fardhu ‘ain atau fardhu kifayah. [Hukum dan keutamaan adzan ini adalah menurut sebagian ulama].

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

📚 Referensi:

Al Manârât al Mudhiyyah bi Taḥrîr al Qawâ’id al Kulliyyah karya Dr. Anwar Shalih Abu Zaid hal. 70-71.

[Tulisan ini pertama kali diposting di grup WA atas nama MTT PDM Kab. Blitar, Sl140145010823].

Related Articles

Leave a Comment