Home Sirah Nabawiyah Hukum Penggunaan Kun-yah Abul Qasim untuk Selain Rasulullah ﷺ

Hukum Penggunaan Kun-yah Abul Qasim untuk Selain Rasulullah ﷺ

by Ustadz Ivana

Pertanyaan: Apa benar ada larangan menggunakan kun-yah Abul Qasim untuk selain Rasulullah ﷺ?

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

Jawaban:

Kun-yah adalah panggilan Abu… atau Ummu…, dan biasanya ia bukan nama asli. Kun-yah ini bisa berkaitan dengan nama anak kandung, keponakan, bahkan peristiwa atau kebiasaan. Ada sahabat Rasulullah ﷺ yang terkenal dengan kun-yah Abu Hurairah karena memiliki Hurairah (kucing betina kecil).

Terkait hadits larangan berkun-yah dengan Abul Qasim ini ada hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:

دَعَا رَجُلٌ بِالبَقِيعِ يَا أَبَا القَاسِمِ، فَالْتَفَتَ إِلَيْهِ النَّبِيُّ ﷺ، فَقَالَ: لَمْ أَعْنِكَ قَالَ: سَمُّوا بِاسْمِي وَلاَ تَكْتَنُوا بِكُنْيَتِي

“Seseorang di Baqi’ memanggil orang lain: ‘Wahai Abul Qasim’. Maka Nabi ﷺ menoleh kepadanya, tetapi dia berkata: ‘Bukan Anda yang saya maksud’. Beliau pun bersabda: ‘Gunakanlah namaku tetapi jangan menggunakan kun-yahku’” (HSR Bukhari dan Muslim).

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

Para ulama berbeda pendapat tentang larangan berkun-yah dengan Abul Qasim:

– Ada yang melarang secara mutlak, baik itu menganggapnya haram ataupun makruh

– Ada yang melarang untuk orang yang namanya Muhammad, dan membolehkan untuk orang yang namanya bukan Muhammad

– Ada yang membolehkan secara mutlak

Selain itu, ada yang bahkan melarang menggunakan nama Qasim, agar bapaknya tidak akan menggunakan kun-yah Abul Qasim (bapaknya Qasim). Dahulu, Khalifah Marwan bin Hakam merubah nama anaknya yaitu Qasim menjadi Abdul Malik bin Marwan. Marwan dan Abdul Malik adalah khalifah dari Bani Umayyah.

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

Mayoritas ulama mengatakan bahwa boleh secara mutlak untuk memiliki kun-yah Abul Qasim, termasuk bagi orang yang bernama Muhammad. Larangan ini berlaku hanya ketika Rasulullah ﷺ agar tidak lagi terjadi peristiwa beliau menoleh saat ada panggilan “wahai Abul Qasim”, padahal yang dipanggil adalah Abul Qasim yang lain; seperti yang disebutkan di hadits di atas.

Ali Bin Abi Thalib menanyakan kepada Rasulullah ﷺ: “Wahai Rasulullah, jika aku memiliki anak sepeninggal Anda, bolehkah aku menamainya seperti namamu dan berkun-yah dengan kun-yahmu?”. Beliau menjawab: “Iya” (HSR Abu Dawud dan Tirmidzi).

Selain itu, ada pula sahabat yang memberi nama anak mereka “Muhammad” dan memberi mereka kun-yah “Abul Qasim”. Misalnya adalah Abu Bakar ash Shiddiq, Abdurrahman bin Auf, Hathib bin Abi Balta’ah, Ja’far bin Abi Thalib, dan Asy’ats bin Qais. Tindakan mereka yang tidak diingkari sahabat lainyya adalah pertanda bahwa mereka memahami larangan dalam hadits di atas adalah untuk mencegah jangan lagi Rasulullah ﷺ merasa dipanggil padahal yang dipanggil adalah Abul Qasim lainnya.

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

Referensi:

Al Minhâj bi Syarḥ Shaḥîḥ Muslim Ibn al Ḥajjâj karya Imam Nawawi XVI/159-160

Fatḥ al Bârî bi Syarḥ Shaḥîḥ al Bukhâriyy karya al Hafizh Ibnu Hajar al Asqalani X/587-589.

Related Articles

2 comments

Pak Gin September 24, 2025 - 16:09

Alhamdulillah, nambah ilmu dg membaca dan mengikuti kajian dr ustadz Ivana

Reply
Ustadz Ivana September 24, 2025 - 18:40

Alhamdulillah , barakallahu Pak Gin..

Reply

Leave a Comment