Home HaditsPenjelasan Hadits Penjelasan Umdatul Ahkam (Hadits Ke-30): Lima Fitrah

Penjelasan Umdatul Ahkam (Hadits Ke-30): Lima Fitrah

by Ustadz Ivana

-Dari 1. Kitab Thaharah, 4. Bab Tentang Madzi dan Lainnya-

1. كِتَابُ الطَّهَارَةِ – 4. بَابٌ فِي الْمَذْيِ وَغَيْرِهِ

A. Redaksi Hadits:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: الْفِطْرَةُ خَمْسٌ: الْخِتَانُ وَالاسْتِحْدَادُ وَقَصُّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمُ الأَظْفَارِ وَنَتْفُ الإِبِطِ

6/30. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

“Fitrah ada lima: Khitan, mencukur rambut kemaluan, mencukur kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak” (HSR Bukhari dan Muslim).

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

B. Sahabat yang Meriwayatkan Hadits Ini: Abu Hurairah, biografinya di hadits no. 2.

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

C. Tema Hadits: Penjelasan amal-amal Fitrah (hl).

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

D. Kosa Kata:

– Fitrah (الْفِطْرَة): Kebersihan (sd) atau hal-hal yang fitrah (sifat bawaan) manusia menyukainya (af)

– Lima (خَمْس): Contohnya lima, selain ini masih ada lainnya. Misalnya dalam hadits lain disebutkan: “Sepuluh hal fitrah: Mencukur kumis, membiarkan jenggot, siwak, istinsyaq air (menghidup air saat wudu), memotong kuku, mencuci sendi-sendi jari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, dan istinja` (bersuci dengan air)” (HSR Muslim) (af)

– Khitan / sunat (الْخِتَانُ): Memotong kulup (kulit ujung kemaluan laki-laki), karena ia adalah tempat najis (sd). Adapun khitan perempuan diperselisihkan keshahihan hadits-haditsnya

– Mencukur rambut kemaluan (الاسْتِحْدَادُ): Penggunaan benda tajam untuk memotong bulu kemaluan (af)

– Mencukur kumis (قَصُّ الشَّارِبِ): Agar tidak menjuntai di atas bibir, itu akan membuat terlihat buruk dan mengotori minuman (sd)

– Memotong kuku (تَقْلِيمُ الأَظْفَارِ): Memotong kuku yang melebihi daging (af); dan ini berlaku untuk kuku tangan maupun kaki, karena itu adalah tempat berkumpulnya kotoran (sd)

– Mencabut bulu ketiak (نَتْفُ الإِبِطِ): mencabut dengan alat (af), karena keberadaannya membuat kotor dan bau (sd).

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

E. Makna Umum:

Agama Islam mengajarkan adab mulia yang sesuai dengan fitrah yang Allah gariskan untuk manusia, yaitu: Khitan dan mencukur bulu kemaluan yang berkaitan dengan kebersihan kemaluan, mencukur kumis untuk menambah keindahan wajah, memotong kuku untuk mencegah kotoran bersembunyi di bawahnya, dan mencabut bulu ketiak untuk mencegah bau tidak sedap (ut).

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

F. Faidah Terkait Hadits Ini:

– Disyariatkannya khitan, mencukur rambut kemaluan, mencukur kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak (br)

– 5 hal -selain khitan- ini dianjurkan ketika mulai memanjang dan sebaik-baiknya tidak ditinggalkan lebih dari 40 hari, sesuai dengan hadits shahih riwayat Muslim yang membatasi maksimal 40 hari sekali (ut)

– Tidak ada batasan waktu khitan dari hadits; tetapi jika dilakukan ketika anak masih kecil itu lebih baik -dengan menimbang kondisi kesehatan dan keadaannya (af)

– Di antara tujuan Syariat Islam adalah kebersihan dan bagusnya penampilan (br)

– Rambut badan dibagi menjadi 5:

1. Wajib dihilangkan: Rambut ketiak dan rambut kemaluan jika sangat lebat; dan kumis jika ukurannya membuat wajah terlihat buruk -kumis dicukur sesuai kebutuhan

2. Haram dihilangkan: Jenggot (bagi yang berpendapat demikian), bulu mata, dan alis

3. Dianjurkan untuk dihilangkan: Rambut kemaluan dan ketiak jika belum lebat

4. Dianjurkan untuk dibiarkan: Rambut kepala (sebatas kewajaran)

5. Bebas: Rambut selain yang disebutkan di atas (sd)

Mafhûm al ‘Adad bukan Hujjah (bs): Penyebutan angka di kalimat berita tidak mesti menunjukkan jumlahnya hanya sekian tersebut. Di hadits ini disebut bahwa perkara fitrah hanya lima, tetapi di hadits lain disebut sepuluh, jadi lima ini bukan batasan jumlah tetapi sebagai contoh.

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

Referensi:

– sd, Abdurrahman as Sa’di: التعليقات على عمدة الأحكام، عبد الرحمن بن ناصر السعدي، الحديث الـ29

– br, Abdurrahman al Barrak: العدة في فوائد أحاديث العمدة، عبد الرحمن بن ناصر البراك، الحديث الـ30

– ut, Utsaimin: تنبيه الأفهام شرح عمد الأحكام، محمد بن صالح العثيمين، الحديث الـ27

– bs, Abdullah Bassam: تيسير العلام شرح عمدة الأحكام، عبد الله بن عبد الرحمن آل بسام، الحديث الـ27

– af, Abdullah al Fauzan: مورد الأفهام في شرح عمدة الأحكام ج1، عبد الله بن صالح الفوزان، الحديث الـ32

Related Articles

Leave a Comment