Umdatul Ahkam, 1. Kitab Thaharah, Bab – , No. Hadits 6/6 dan 7/7.
A. Redaksi Hadits:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: إذَا شَرِبَ الْكَلْبُ فِي إنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْسِلْهُ سَبْعًا. وَلِمُسْلِمٍ: أُولاهُنَّ بِالتُّرَابِ
6/6. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:
“Apabila anjing minum dari bejana salah seorang di antara kalian, maka cucilah sebanyak tujuh kali” (HSR Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat Muslim: “Yang pertamanya dengan tanah”.
وَلَهُ فِي حَدِيثِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: إذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِي الإِناءِ فَاغْسِلُوهُ سَبْعًا وَعَفِّرُوهُ الثَّامِنَةَ بِالتُّرَابِ
7/7. Dalam riwayat Muslim pula, dalam hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Mughaffal, bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda: “Apabila anjing menjilat bejana, maka cucilah sebanyak tujuh kali dan gosoklah dengan tanah pada cucian kedelapan”.
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
B. Sahabat yang Meriwayatkan Hadits Ini:
1. Abu Hurairah, biografinya di hadits no. 2
2. Abdullah bin Mughaffal:
Termasuk sahabat yang mengikuti Baiatur Ridwan di bawah pohon, dia menahan ranting-rantingnya agar tidak mengenai wajah Rasulullah ﷺ. Abdullah bin Mughaffal adalah salah satu dari 10 ahli fikih yang diutus Umar bin Khattab ke Bashrah untuk mengajari masyarakat. Dia wafat tahun 60 H (af).
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
C. Tema Hadits: Penjelasan cara membersihkan najis jilatan anjing (ut).
D. Kosa Kata:
– Menjilat (وَلَغَ): Memasukkan dan menggerakkan lidahnya di benda cair, walaupun dia tidak minum. Maka, minum (شَرِبَ) lebih khusus daripada menjilat (bs)
– Dengan tanah pada cucian kedelapan (الثَّامِنَةَ بِالتُّرَابِ): Tanah dihitung ‘kedelapan’ sebagai tambahan jumlah terhadap tujuh cucian air(1 tanah + 7 air = 8), dan dilakukan bersama cucian air yang pertama (ut).
F. Makna Umum:
Anjing adalah hewan yang banyak membawa kotoran dan penyakit. Maka Allah memerintahkan kita untuk mencuci bejana yang dijilati anjing sebanyak tujuh kali, cucian yang pertama disertai tanah (bs).
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
F. Faidah Terkait Hadits Ini:
– Beratnya kenajisan anjing, maka ia tetap najis meskipun bekas najisnya tidak terlihat (bs)
– Yang najis adalah seluruh bagian tubuh anjing, bukan hanya air liurnya saja (br)
– Wadah minuman yang dijilat anjing menjadi najis, begitupun air yang tersisa di wadah (bs)
– Alif lam (ال) pada redaksi anjing (الكلب) menunjukkan arti umum; baik itu anjing pemjaga, anjing pemburu, dan sebagainya (af)
– Wajib menyertakan tanah di salah satu cucian ketika mencuci bekas jilatan anjing. Pendapat yang kuat -menurut Syaikh Abdurrahman bin Nashir al Barrak- adalah di cucian yang pertama. Adapun maksud redaksi “dengan tanah pada cucian kedelapan” adalah: ada delapan jika ditambah dengan 7 kali air, itupun tanah tersebut digunakan mencuci bersama air yang pertama (br)
– Ilmu pengetahuan modern menemukan bahwa secara tradisional hanya tanah yang bisa membersihkan bakteri di liur anjing. Maka, apabila ada sabun yang terbukti bisa membersihkan bakteri tersebut maka yang bisa digunakan sebagai pengganti tanah. Sebab, substansinya adalah bersih dan bukan penggunaan tanahnya (bs)
– Yang dimaksud dengan anjing di hadits ini adalah hewan anjing yang biasa kita kenal. Tetap terkadang yang dimaksud dengan kata “anjing” adalah anjing yang kita kenal maupun hewan buas lainnya seperti singa dan serigala. Dahulu Rasulullah ﷺ mendoakan Utbah bin Abu Lahab:
اللّٰهُمَّ سَلِّطْ عَلَيْهِ كَلْبًا مِنْ كِلَابِكَ
“Ya Allah, kuasakanlah atasnya salah satu dari anjing-anjingMu” (HHR Hakim dan Baihaqi dalam Dalâil an Nubuwwah), ternyata Utbah pada akhirnya dimangsa oleh singa (sd).
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
Referensi:
– sd, Abdurrahman as Sa’di: التعليقات على عمدة الأحكام، عبد الرحمن بن ناصر السعدي، الحديث الـ5
– br, Abdurrahman al Barrak: العدة في فوائد أحاديث العمدة، عبد الرحمن بن ناصر البراك، الحديث الـ5
– nj, Najmi: تأسيس الأحكام على ما صح عن خير الأنام، أحمد بن يحيى النجمي، الحديث الـ5
– ut, Utsaimin: تنبيه الأفهام شرح عمد الأحكام، محمد بن صالح العثيمين، الحديث الـ5
– bs, Abdullah Bassam: تيسير العلام شرح عمدة الأحكام، عبد الله بن عبد الرحمن آل بسام، الحديث الـ5
– af, Abdullah al Fauzan: مورد الأفهام في شرح عمدة الأحكام ج3، عبد الله بن صالح الفوزان، الحديث الـ5.
