Pertanyaan: Bagaimana cara memperkirakan apakah puasa Ramadan kita diterima oleh Allah atau tidak? Pertanyaan dari Blitar Kota.
📋 JAWABAN:
Di antara sebuah amal shalih -termasuk puasa Ramadan- diterima oleh Allah adalah: Orang yang melakukannya dimudahkan Allah untuk melaksanakan amal-amal shalih berikutnya. Semakin shalih (ikhlas dan sesuai petunjuk Nabi ﷺ) amalnya, maka semakin banyak amal shalih lain yang dimudahkan untuknya.
Allah berfirman:
وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا (66) وَإِذًا لَآتَيْنَاهُمْ مِنْ لَدُنَّا أَجْرًا عَظِيمًا (67) وَلَهَدَيْنَاهُمْ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (68)
“Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan [66] dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami [67] dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus” (Surat an Nisa`: 66-68). Yaitu: akan diberi hidayah (ilmu dan amal) di atas hidayah yang telah mereka miliki.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan: “Orang mengamalkan ilmunya, maka Allah akan mewariskan kepadanya ilmu yang sebelumnya tidak dia ketahui”.
Imam ‘Urwah bin Zubair mengatakan:
إِذَا رَأَيْتَ الرَّجُلَ يَعْمَلُ الْحَسَنَةَ فَاعْلَمْ أَنَّ لَهَا عِنْدَهُ أَخَوَاتٍ. فَإِذَا رَأَيْتَهُ يَعْمَلُ السَّيِّئَةَ فَاعْلَمْ أَنَّ لَهَا عِنْدَهُ أَخَوَاتٍ. فَإِنَّ الْحَسَنَةَ تَدُلُّ عَلَى أَخَوَاتِهَا وَإِنَّ السَّيِّئَةَ تَدُلُّ عَلَى أَخَوَاتِهَا
“Jika kamu melihat seseorang melakukan kebaikan, maka ketahuilah bahwa kebaikan tersebut memiliki saudara-saudara di sisinya. Dan jika kamu melihatnya melakukan keburukan maka ketahuilah bahwa keburukan tersebut memiliki saudara-saudara di sisinya. Perbuatan baik akan menunjukkan kepada saudara-saudaranya, dan perbuatan buruk juga akan menunjukkan kepada saudara-saudaranya”.
Oleh sebab itu, puasa Ramadan yang dilaksanakan dengan benar harusnya mengantarkan kita pada amal kebaikan berikutnya seperti Salat Tarawih, sedekah, tilawah, dan lainnya.
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
Jika puasa Ramadan yang kita laksanakan sampai hari ini masih belum atau kurang menjadi sebab kemudahan ilmu dan amal kebaikan lainnya untuk kita; maka kita perlu mengevaluasi niat dan cara kita berpuasa.
Bisa jadi juga kita melakukan hal-hal yang dapat mengurangi nilai puasa. Misalnya adalah seperti yang dilarang oleh Rasulullah ﷺ:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ
“Puasa adalah perisai, maka janganlah berkata kotor dan berperilaku bodoh” (HSR Bukhari).
Marilah kita mengevaluasi niat dan cara berpuasa agar hari-hari Ramadan kita ke depan jadi lebih baik, serta menghindari hal-hal yang menurunkan nilai puasa kita.
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
📚 Referensi:
– Ḥilyah al Awliyâ` wa Thabaqât al Ashfiyâ` karya Imam Abu Nuaim al Ashbahani II/177
– Majmû’ah al Fatâwâ (Majmu’ Fatawa) Ibnu Taimiyyah X/9.
Share agar kamu dapat pahala jariyah
[Tulisan ini pertama kali diposting di grup WA, Sl110946110325].
