Ternyata ada perbedaannya antara azan salat lima waktu seperti biasanya dengan azan untuk salat Jumat.
📋 A. AZAN SALAT LIMA WAKTU
Jika seseorang memasuki masjid ketika muazin sedang melantunkan Azan salat lima waktu, maka dia menjawab azan dan berdoa-zikir setelahnya, kemudian melaksanakan salat sunah. Dengan itu dia melaksanakan dalil-dalil tentang adab seputar azan dan salat sunah sekaligus, sesuai dengan kaidah:
إِعْمَالُ الدَّلِيْلَيْنِ أَوْلَى مِنْ إِهْمَالِ أَحَدِهِمَا
“Menggunakan dua dalil lebih utama daripada mengabaikan salah satunya”.
Seseorang boleh langsung salat sunah tanpa menjawab Azan, tetapi yang paling utama adalah melaksanakan keduanya sekaligus.
Imam Ahmad asy Syilbi al Hanafi mengatakan: “Tidak patut bagi pendengar azan untuk berbicara selama ada Azan dan Iqamat, tidak sepatutnya sibuk membaca Quran atau melakukan amal apapun selain menjawab azan (dan berdoa). Bahkan seandainya dia sedang membaca Quran pun mestinya dia berhenti dan fokus dengan mendengar dan menjawab (Azan-Iqamat)”. Adapun jika aktifitas tersebut menunjang salat wajib maka dibolehkan (tidak makruh); seperti menyelesaikan makan dan minum agar salatnya khusyuk, buang air dan berwudu, dan sebagainya.
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
📋 B. AZAN SALAT JUMAT
Adapun jika seseorang memasuki masjid ketika muazin melantunkan Azan Jumat, maka dia langsung melaksanakan salat sunah tanpa menjawab azan dan doa-zikir.
Hal ini karena hukum menjawab Azan dan berdoa-zikir setelahnya adalah sunah, sedangkan menyimak Khutbah Jumat hukumnya wajib. Orang yang menjawab Azan kemudian salat sunah akan tidak mendengar sebagian Khutbah Jumat. Maka dalam situasi ini kita langsung melaksanakan salat sunnah agar bisa sepenuhnya mendengar Khutbah Jumat, dan lain kali datanglah ke masjid lebih awal.
📝 Mengapa salat sunah Tahiyat Masjid tidak digugurkan sebagaimana menjawab Azan?
Meskipun Tahiyat Masjid hukumnya sunah muakadah dan menyimak Khutbah Jumat hukumnya wajib, Tahiyat Masjid tetap tidak digugurkan karena ada perintah khusus dari Rasulullah ﷺ.
Jabir bin Abdullah menceritakan: “Dahulu Sulaik al Ghathafani datang pada Hari Jumat ketika Rasulullah ﷺ sedang berkhutbah, dan langsung duduk. Beliau pun bersabda kepadanya:
يَا سُلَيْكُ قُمْ فَارْكَعْ رَكْعَتَيْنِ وَتَجَوَّزْ فِيهِمَا
“Wahai Sulaik, berdirilah dan salatlah dua rakat, ringkaslah keduanya” (HSR Muslim).
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
📚 Referensi:
– As-ilah wa Ajwibah Muhimmah li ‘Umûm al Ummah karya Syaikh Abdullah bin Jarullah hal. 17
– Ushûl al Fiqh al Islâmi karya Dr. Wahbah az Zuhaili II/1182
– Tabyîn al Ḥaqâiq Syarḥ Kanz ad Daqâiq karya Imam az Zaila’i, dicetak bersama Ḥâsyiyah (catatan kaki) dari Imam asy Syilbi, I/89.
– Al Muntaqa mi Fatâwa Fadhîlah asy Syaykh Shâliḥ ibn Fawzân ibn ‘Abdillâh al Fawzân hal. 730
– islamweb.net/ar/fatwa/1503 .
Share agar kamu dapat pahala jariyah
[Tulisan ini pertama kali diposting di grup WA, K110246150824].
