Home FikihKaidah Fikih Kaidah Fikih: Apa yang Tidak Bisa Dijangkau Semuanya, maka Jangan Ditinggalkan Semuanya

Kaidah Fikih: Apa yang Tidak Bisa Dijangkau Semuanya, maka Jangan Ditinggalkan Semuanya

by Ustadz Ivana

Dalam hidup ini ada banyak hal yang tidak dapat dicapai secara idel, dan -sayangnya- banyak orang yang memilih ‘tidak usah sama sekali’ daripada ‘dapat sedikit’.

๐Ÿ“‹ A. REDAKSI, MAKNA, DAN DALIL KAIDAH

ู…ูŽุง ู„ูŽุง ูŠูุฏู’ุฑูŽูƒู ูƒูู„ูู‘ู‡ู ู„ูŽุง ูŠูุชู’ุฑูŽูƒู ูƒูู„ูู‘ู‡ู

โ€œApa yang tidak dapat dijangkau semuanya, maka jangan ditinggalkan semuanyaโ€. Ada yang meredaksikan: โ€ฆmaka jangan ditinggalkan sebagian (yang bisa dijangkau).

Ada pula yang menyusun kaidah ini dengan redaksi:

ุงู„ู’ู…ูŽูŠู’ุณููˆู’ุฑู ู„ูŽุง ูŠูŽุณู’ู‚ูุทู ุจูุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุณููˆู’ุฑู

โ€œSesuatu yang mudah tidak boleh gugur karena sesuatu yang sulitโ€.

Makna kaidah ini adalah: Orang yang tidak mampu mengerjakan kewajiban dengan sempurna, dan hanya mampu mengerjakan sebagiannya; maka dia harus mengerjakan bagian yang dia mampu tersebut. Jangan meninggalkan seluruh kewajibannyaโ€.

Hal-hal yang diwajibkan dalam Islam terhadap seseorang ada 3 jenis:

1. Kewajiban yang dia mampu lakukan sepenuhnya, maka harus dia lakukan sepenuhnya

2. Kewajiban yang dia tidak mampu melakukannya sama sekali, maka gugur kewajiban darinya

3. Kewajiban yang dia mampu kerjakan sebagiannya saja, maka dia harus kerjakan yang mampu tersebut. Adapun sisanya -yang dia tidak mampu- menjadi gugur kewajiban darinya. Jenis ketiga inilah yang dibahas di kaidah ini.

Allah ๏ทป berfirman:

ู„ูŽุง ูŠููƒูŽู„ูู‘ูู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ู†ูŽูู’ุณู‹ุง ุฅูู„ูŽู‘ุง ูˆูุณู’ุนูŽู‡ูŽุง

โ€œAllah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannyaโ€ (Surat al Baqarah: 286).

Rasulullah ๏ทบ bersabda:

ู…ูŽุง ู†ูŽู‡ูŽูŠู’ุชููƒูู…ู’ ุนูŽู†ู’ู‡ู ููŽุงุฌู’ุชูŽู†ูุจููˆู‡ูุŒ ูˆูŽู…ูŽุง ุฃูŽู…ูŽุฑู’ุชููƒูู…ู’ ุจูู‡ู ููŽุงูู’ุนูŽู„ููˆุง ู…ูู†ู’ู‡ู ู…ูŽุง ุงุณู’ุชูŽุทูŽุนู’ุชูู…ู’

โ€œApa yang aku larang maka jauhilah, dan apa yang aku perintahkan maka kerjakan semampu kalianโ€ (HSR Muslim).

โ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ขโœฟโโœฟโ€ขโ€ขโœฟโโœฟโ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ข

๐Ÿ“‹ B. KAITAN DENGAN KAIDAH โ€œSESUATU YANG DIBOLEHKAN KARENA DARURATโ€ฆโ€

Ada Kaidah Fikih yang berbunyi: โ€œSesuatu yang dibolehkan karena darurat harus dibatasi sesuai kedaruratannyaโ€. Jika seseorang secara darurat harus mengkonsumsi yang haram untuk agar tidak mati kelaparan, maka dia hanya boleh memakannya sebatas agar tidak mati (tidak sampai kenyang).

Jika kaidah โ€œSesuatu yang dibolehkan karena daruratโ€ฆโ€ berkaitan dengan larangan, maka kaidah โ€œApa yang tidak dapat dijangkau semuanya..โ€ ini berkaitan dengan perintah.

Inti kedua Kaidah Fikih ini adalah: Jika tidak mampu meninggalkan larangan atau menjalankan perintah secara utuh, maka tetap taatlah dalam perintah atau larangan yang kamu mampu taatiโ€.

Imam Ibnul Qayyim mengatakan:

ู„ูŽุง ูˆูŽุงุฌูุจูŽ ู…ูŽุนูŽ ุนูŽุฌู’ุฒู ูˆูŽู„ูŽุง ุญูŽุฑูŽุงู…ูŽ ู…ูŽุนูŽ ุถูŽุฑููˆู’ุฑูŽุฉู

โ€œTidak ada kewajiban jika ada kelemahan, dan tidak ada keharaman jika ada kedaruratanโ€. Tetap laksanakan bagian wajib yang kita mampu, Dan tetap tinggalkanlah bagian haram yang tidak darurat.

โ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ขโœฟโโœฟโ€ขโ€ขโœฟโโœฟโ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ข

๐Ÿ“‹ C. CONTOH PENERAPAN KAIDAH

1. Orang yang tidak mampu rukuk dan sujud: tetap wajib salat dengan berdiri. Jika dia bisa berdiri dalam salat tetapi tidak hafal bacaannya maka tetap berdiri tanpa membaca

2. Jika hanya ada sedikit air: air tersebut digunakan membersihkan najis, adapun orangnya bertayammum

3. Jika tidak mampu mencegah kezaliman seutuhnya: berusaha mengurangi atau meringankan kezaliman pelaku

4. Jika tidak ada calon imam, hakim, dan petugas yang sesuai kriteria: pilihlah calon terbaik di antara yang ada meskipun belum ideal.

โ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ขโœฟโโœฟโ€ขโ€ขโœฟโโœฟโ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ข

๐Ÿ“‹ D. PERKECUALIAN DARI KAIDAH

Kaidah ini tidak berlaku dalam โ€˜kewajiban yang sebagiannya bukan ibadah tersendiri (kewajiban yang tidak dapat dibagi)โ€™.

Jika orang hanya mampu berpuasa Ramadan tiga jam maka dia mengganti di hari lain, dan tidak usah berpuasa di hari tersebut. Sebab, tidak makan selama tiga jam bukanlah ibadah tersendiri.

โ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ขโœฟโโœฟโ€ขโ€ขโœฟโโœฟโ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ข

๐Ÿ“‹ E. KAIDAH TURUNAN: TENTANG AMALAN SUNAH

ู„ูŽุง ูŠูุชู’ุฑูŽูƒู ุงู„ู’ู‚ูŽู„ููŠู’ู„ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุณูู‘ู†ูŽู‘ุฉู ู„ูู„ู’ุนูŽุฌู’ุฒู ุนูŽู†ู’ ูƒูŽุซููŠู’ุฑูู‡ูŽุง

โ€œSedikit sunah jangan ditinggalkan karena tidak mampu mengerjakan banyak sunnahโ€.

Misalnya:

– Jika seseorang tidak mampu mengangkat tangan kanan dalam salat karena terluka, maka dia tetap mengangkat tangan kirinya

– Jika seseorang terlanjur meninggalkan Salat Rawatib Subuh dan Zuhur, maka tetap mengerjakan Salat Rawatib Magrib dan lainnya.

โ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ขโœฟโโœฟโ€ขโ€ขโœฟโโœฟโ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ข

๐Ÿ“š Referensi:

Al Wajรฎz fi Syarแธฅ al Qawรขโ€™id al Fiqhiyyah karya Dr. Abdul Karim Zaidan

Al Qawรขโ€™id al Fiqhiyyah wa adh Dhawรขbith al Fiqhiyyah fi asy Syarรฎโ€™ah al Islรขmiyyah karya Prof. Dr. Muhammad Utsman Syabir 226-228

Maโ€™lamah Zรขyid li al Qawรขโ€™id al Fiqhiyyah wa al Ushรปliyyah karya sejumlah ulama (bagian yang dikutip ditulis oleh Syaikh Ibrahim Thanthawi) X/435-439.

Share agar kamu dapat pahala jariyah

[Tulisan ini pertama kali diposting di grup WA, Sn160146220724].

Related Articles

Leave a Comment