Di antara hal unik yang sering terjadi adalah berpura-pura mengabdi kepada Allah, padahal karena ingin sesuatu dari orang lain. Apa penyebabnya dan bagaimana mengobatinya?
๐ A. DEFINISI RIYA
Riyรข` (ุงูุฑููููุงุกู) adalah sikap hamba melakukan ibadah -yang harusnya untuk mendekatkan diri kepada Allah- demi tujuan duniawi. Imam Qurthubi menambahkan: โPangkalnya adalah mencari kedudukan di hati orang lainโ. Al Hafizh Ibnu Hajar al โAsqalani mendefinisikan Riya sebagai: โMenampakkan ibadah agar dilihat orang lain, supaya mereka memujinyaโ.
Adapun perbedaan Riya dengan Sumโah (ุงูุณููู ูุนูุฉู): bahwa Riya adalah beramal untuk dilihat orang lain, sedangkan Sumโah adalah beramal supaya didengar orang lain -dengan tujuan duniawi. Sehingga, Sumโah hanya dapat dilakukan dalam hal-hal yang bisa didengar, semisal tilawah dan zikir.
Adapun Imam โIzz bin โAbdussalam mengatakan bahwa Riya adalah melakukan amal untuk dilihat orang lain (dengan motif duniawi), sedangkan Sumโah adalah menceritakan amal yang telah dilakukan.
Karena Riya dan Sumโah memiliki substansi yang sama yaitu โmenampakkan ibadah untuk mendapat keuntungan dari orang lain (bukan dari Allah)โ, maka setiap pembahasan tentang Riya juga berlaku pada Sumโah.
Adapun jika seseorang menampakkan ibadahnya agar ditiru oleh orang lain, maka itu boleh dan bahkan lebih utama asalkan benar-benar berniat karena Allah.
โขโโโโโขโฟโโฟโขโขโฟโโฟโขโโโโโข
๐ B. SEBAB RIYA
Sebagian ulama mengatakan bahwa segala sebab Riya berpangkal pada 3 hal, yaitu:
1. Ingin Pujian (Kesan Baik)
Termasuk juga: Ingin disegani, dianggap penting dan berjasa, terlihat lebih baik daripada orang lain, dan ditokohkan di komunitas. Imam Sufyan ats Tsauri mengatakan:
ุญูุจูู ุงูุฑููููุงุณูุฉู ุฃูุนูุฌูุจู ูููุฑููุฌููู ู ููู ุงูุฐููููุจู ููุงููููุถููุฉู
โSenang ketokohan lebih digemari lelaki daripada emas dan perakโ.
2. Menghindari Celaan (Kesan Buruk)
Termasuk juga: Takut terlihat buruk, takut dianggap kalah saing, ingin dianggap โtidak terlalu burukโ.
3. Mengharap Sesuatu (harta, jabatan, dll) dari Orang Lain
Sering dilakukan oleh pihak yang merasa lemah (membutuhkan) di hadapan orang yang dianggap lebih kuat dan bisa membantunya.
Tiga hal ini bukan hanya mendorong seseorang untuk Riya dan Sumah dalam beramal, tetapi juga bisa mendorong orang untuk pura-pura beramal dan berjasa padahal tidak melakukan apapun.
Dan jika kita perhatikan, ketiga hal ini berpangkal pada satu hal, yaitu โmenggantungkan harapan kepada manusiaโ.
โขโโโโโขโฟโโฟโขโขโฟโโฟโขโโโโโข
๐ C. OBAT RIYA
Di antara Obat Riya adalah mengingat bahwa:
1. Riya Menggugurkan Pahala Amal
Allah berfirman -hadits qudsi:
ู ููู ุนูู ููู ุนูู ูููุง ุฃูุดูุฑููู ููููู ู ูุนูู ุบูููุฑููุ ุชูุฑูููุชููู ููุดูุฑููููู
โBarangsiapa melakukan amal dengan menyekutukan yang lain bersamaKu, maka aku tinggalkan dia bersama sekutunyaโ (HSR Muslim).
2. Allah Mengetahui Ketika Kita Sedang Riya
Allah berfirman:
ููุงูููููู ููุนูููู ู ู ูุง ููู ูููููุจูููู ู
โDan Allah mengetahui apa yang (tersimpan) dalam hatimuโ (Surat al Ahzab: 51).
Allah mengetahui isi hati kita, termasuk jika hati kita menginginkan kesan baik dari orang lain karena ibadah kita. Marilah kita malu kepada Allah.
3. Manusia Jarang Menghargai Kebaikan
Allah berfirman:
ููููููููู ู ููู ุนูุจูุงุฏููู ุงูุดูููููุฑู
โDan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterimakasih (bersyukur)โ (Surat Saba`: 13).
Jika kepada Allah pun manusia jarang bersyukur, bagaimana kita bisa mengharap mereka menghargai amal yang kita riya-kan? Niatkan saja amalmu karena Allah yang pasti membalas amalmu dengan lebih baik:
ุฅูููู ุงูููููู ููุง ููุถููุนู ุฃูุฌูุฑู ุงููู ูุญูุณูููููู
โSesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baikโ (Surat at Taubah 120).
โขโโโโโขโฟโโฟโขโขโฟโโฟโขโโโโโข
๐ Referensi:
– Aแธฅsan al Aqwรขl fi Rasรขil al Jawwรขl karya Syaikh Abu Abdillah Faishal bin Abduh al Hasyidi hal. 65
– Az Zawรขjir โan Iqtirรขf al Kabรขir karya Imam Ibnu Hajar al Haitami I/39
– แธคadรฎts al Yawm karya Dr. Abdullah bin Muhammad Nahari hal. 13
– Maqรขshid al Mukallafรฎn fi ma Yutaโabbad bih Rabb al โรlamรฎn karya Dr. Umar Sulaiman al Asyqar hal. 436-437
– Taammulรขt Qur`รขniyyah karya Syaikh Muhammad bin Fauzi al Ghamidi hal. 126.
Share agar kamu dapat pahala jariyah
[Tulisan ini pertama kali diposting di grup WA, K120146180724].
