Idul Fitri hanya setahun sekali, jangan sampai berlalu tanpa kita lengkapi dengan adab-adabnya.
📋 A. ADAB MENGHADIRI SALAT IDUL FITRI
1. Menunaikan Zakat Fitri (zakat fitrah) Sebelum Menuju Tempat Salat Id
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma mengatakan: “Rasulullah ﷺ memerintahkan Zakat Fitri agar ditunaikan sebelum orang-orang keluar menuju (tempat) salat” (HSR Bukhari dan Muslim).
2. Mandi Sebelum Berangkat
Imam Nawawi mengatakan: “Di antara mandi yang disunnahkan adalah mandi sebelum (salat) Id, dan ia sunnah untuk semua orang sesuai kesepakatan seluruh ulama; baik untuk pria, wanita, maupun anak-anak”.
3. Mengenakan Pakaian Terbaik
Pakaian terbaik tidak selalu harus berwarna putih. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menceritakan: “Dahulu Nabi ﷺ ketika hari Id mengenakan burdah merah” (HSR Thabrani dalam al Mu’jam al Awsath).
4. Mengenakan Parfum
Para ulama dari empat madzhab sepakat bahwa ia disunnahkan ketika menghadiri Salat Id. Tetapi ini tidak dianjurkan untuk wanita, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ
“Setiap wanita yang menggunakan parfum lalu dia melewati suatu kaum agar mereka mencium wanginya, maka dia adalah pezina” (HHR Nasai). Maksudnya adalah: Mengundang keinginan berzina.
5. Makan beberapa butir kurma (atau apapun) sebelum menghadiri Salat Idul Fitri
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengatakan: “Dahulu Nabi ﷺ tidak berangkat di hari Idul Fitri sebelum makan beberpa butir kurma” (HSR Bukhari, dalam riwayat lain: beliau memakannya dalam jumlah ganjil).
Di antara hikmah anjuran ini adalah untuk menghilangkan rasa berpuasa di hari raya, setelah sebulan sebelumnya terbiasa berpuasa.
6,7. Menghadirkan Semua Orang, Termasuk Wanita Haid dan Anak-anak
Tetapi beliau ﷺ “memerintahkan agar wanita-wanita yang haid menjauhi tempat salat kaum muslimin” (HSR Bukhari dan Muslim).
Ini agar mereka yang haid (dilarang salat) tidak memutus shaf orang-orang yang salat.
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma menceritakan “bahwasanya dahulu Rasulullah menuju Salat Id bersama Fadhl bin Abbas, Abdullah bin Abbas, Ali, Ja’far, Hasan, Husain, Usamah bin Zaid bin Haritsah, serta Aiman bin Ummu Aiman radhiyallahu ‘anhum sambil beliau meninggikan suara tahlil dan takbir” (HHR Baihaqi). Mayoritas mereka yang disebut di sini adalah anak kecil pada saat itu.
8. Bertakbir
Tidak ada hadits shahih dari Rasulullah ﷺ tentang redaksi takbir, tetapi ada beberapa riwayat shahih dari para sahabat tentang redaksinya, seperti yang dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:
اللّٰهُ أَكْبَرُ اللّٰهُ أَكْبَرُ، لَا إلٰه إِلَّا اللهُ وَاللّٰهُ أَكْبَرُ، اللّٰهُ أَكْبَرُ وَ لِلّٰهِ الْحَمْدُ
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada tuhan Selain Allah, dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan milik Allah-lah segala pujian” (SR Ibnu Abi Syaibah dan Baihaqi).
9. Berangkat dan Pulang Berjalan Kaki, Jika Rutenya Memungkinkan
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma mengatakan: “Dahulu Rasulullah ﷺ berangkat (salat) Id berjalan kaki dan pulang berjalan kaki” (HHR Ibnu Majah)
10. Berangkat ke Tempat Salat Lebih Awal
Barra` bin Azib radhiyallahu ‘anhu menceritakan: “Nabi ﷺ berkhutbah kepada kami di Hari Nahr (Idul Adha), beliau mengatakan: ‘Sesungguhnya yang kita mulai di hari ini adalah salat..’” (HSR Bukhari dan Muslim).
Imam Bukhari memasukkan hadits ini di ‘Bab Bersegera Menuju (Tempat Salat) Id’.
11. Pulang Melewati Jalan yang Berbeda dari Jalan Saat Berangkat
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan: “Dahulu Nabi ﷺ jika telah berangkat menuju Id, beliau pulang melewati selain jalan beliau berangkat” (HHR Ahmad dan Ibnu Majah).
Di antara hikmah poin nomor 6-9 dan 11 adalah untuk meramaikan Syiar Islam.
12. Memberi Ucapan Selamat Hari Raya
Jubair bin Nufair mengatakan: “Dahulu para sahabat Rasulullah ﷺ apabila berjumpa di hari Id saling mengucapkan:
تَقَبَّلَ اللّٰهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
‘Semoga Allah menerima amal dari kami dan dari kalian’” (HR Zahir bin Thahir dalam Tuḥfah ‘Îd al Fithr, Syaikh Albani menshahihkan sanadnya).
Boleh juga mengucapkan “Kull ‘âmin wa antum bikhayr” (sepanjang tahun semoga kalian dalam kebaikan) atau kalimat lainnya. Tetapi yang lebih utama adalah seperti yang diucapkan oleh para ulama salaf.
13. Melonggarkan Aturan untuk Keluarga dan Anak
Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan: “Dahulu di hari Id orang-orang Sudan bermain dengan perisai dan senjata” dan Nabi ﷺ tidak melarangnya (HSR Bukhari dan Muslim).
14. Bersedekah
Abu Said al Khudri menceritakan: “Rasulullah ﷺ berangkat di Hari Idul Adha atau Idul Fitri ke tempat salat. Kemudian (setelah salat) beliau berbalik dan memberi nasehat (khutbah id) kepada orang-orang dan memerintahkan mereka bersedekah..” (HSR Bukhari dan Muslim).
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
📋 B. TEMPAT MELAKSANAKAN SALAT IDUL FITRI
Abu Said al Khudri radhiyallahu ‘anhu menceritakan: “Dahulu Rasulullah ﷺ keluar pada Hari Idul Fitri dan Adha menuju Mushalla” (HSR Bukhari dan Muslim). Mushalla di hadits sini maksudnya adalah tanah lapang.
Meskipun Rasulullah ﷺ bersabda: “Salat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih utama daripada salat di masjid lain selain Masjidil Haram” (HSR Bukhari dan Muslim); sikap beliau memilih Salat Id di tanah lapang merupakan dalil bahwa khusus Salat Id, yang lebih utama adalah di tanah lapang. Dalat Id di masjid tidak dilakukan kecuali jika ada uzur seperti hujan. Demikian yang diterangkan oleh al Hafizh Ibnu Hajar al Asqalani.
Hal yang juga perlu dilakukan adalah bahwa Salat Id tidak diawali dengan azan maupun iqamat, juga -menurut maoritas ulama- tidak ada salat qabliyah maupun bakdiyahnya. Adapun jika Salat Id dilakukan di masjid maka Salat Tahiyatul Masjid tetap disyariatkan.
•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•
📚 Referensi:
– Shalâh al ‘Îdayn Âdâb wa Aḥkâm karya Syaikh Nida Abu Ahmad hal. 16-35 dan 38-41.
Share agar kamu dapat pahala jariyah
[Tulisan ini pertama kali diposting di grup WA, Sb290946290325].